Founder dari
Macbeth Clothing Company adalah
Tom Delonge dan
Mark Hoppus, dan salah satu Personil dari
Blink-182 ,
Box Car Racer dan
Angels & Airwaves. Sedangkan Owned dari Macbeth Clothing Company Adalah Saban Brands . Kalau Atticus lebih mengkhususkan pada produk pakaian sedangkan Macbeth lebih mengkhususkan pada produk sepatu. Inspirasinya bermula ketika Tom Delonge tidak puas dengan sepatu-sepatu pada masa itu karena kurang enak dipakai buat musisi karena mungkin pada masanya banyak sepatu yang lebih konsen ke olahraga/ atlit daripada musisi. Dengan ide awal menggabungkan konsep sepatu dan musik, Tom dibantu oloh Jon Humphrey, suatu penyelenggara konser dan dan wakil presiden produk sepatu Adio mengembangkan Macbeth ini.
Pada awalnya
Macbeth hanya memperkerjakan 30 orang dan kebanyakan adalah sanak famili atau teman dekat. Dan kebanyakan adalah orang yang berkecimpung dan through di bidang musik.Atticus dan Macbeth dikembangkan secara independen. Nampaknya nggak beda jauh dengan cara yang dikembangkan oleh beberapa clothing lokal kita. Independensinya adalah mereka memproduk dan memasarkan sendiri produk buatan mereka. Pada awalnya pun produk mereka ini hanya disebarkan di seputar pantai di San Diego, California. Sepatu design pertama
macbeth yg melambungkan nama macbeth di dunia yaitu Eliot yang sampai sekarang masih berproduksi .
Salah satu contoh sinergi dengan musik, kalau Kamu membeli sepatu Macbeth maka di dalam lapisan solnya terdapat salah satu lirik yang diambil dari band-band yang diendorse Macbeth. Selain musik, ada juga misi sosial dalam karakter design sepatunya. Ingat sepatu Macbeth Vegan yang terbuat dari bahan-bahan 100% non hewani/ animal products. Di mana Macbeth memiliki misi untuk menghapuskan kekerasan pada binatang. Dan bahan-bahanya adalah hasil impor dari PETA (PeopleFor The Ethical Treatment Of Animals), sebuah organisasi anti kekerasan pada binatang.
Macbeth berawal memasarkan produk lewat internet saja. Mereka tak memiliki tempat untuk mengedarkan produknya dengan hanya diawali beredar di seputaran pantai di San Diego, California. Namun kini Macbeth telah meraih pangsa pasar anak muda yang sebegitu besarnya dan sampai saat ini udah nyampe di tangan kamukan.
Udah jelas kan asal usul macbeth..Nah sekarang saatnya kamu beli sepatunya, yang Ori jangan bajakan ya... Kalok kurang jelas silahkan tanyakan di grup Facebook
Macbeth Forum . Pemasaran Macbeth di Indonesia Sendiri yaitu di daerah Bali atau bisa di kunjungi dengan web
Macbeth Indonesia bisa juga dengan gabung Grup sosial media Facebook yaitu
Macbeth Kaskus dan masih banyak lagi pemasaran atau store Macbeth Original di Indonesia.
Tambahan info, gratis kok
Trend Macbeth Shoes dimulai ketika pada 2000 lampau, pertumbuhan penjualan musik dan artibutnya merambah menjadi gaya hidup di California, AS. Band punk rock yang populer segera menjadi trend-setter, dan tak hanya ditiru atau menginspirasi dalam permainan musiknya saja, melainkan sampai ke persoalan fashion. Meski sebenarnya para artis baru ini mengenakan pakaian dan sepatu ‘alakadarnya’, tetapi melejitnya nama mereka saling-menguatkan dengan industri fashion yang mengekor.
Saat penjualan CD Blink-182 pada 2002 meraih platinum, berbagai perusahaan yang mendistribusikan topi, t-shirt, sepatu, sampai gitar, meraih keuntungan luar biasa dari penggemar Blink di seluruh dunia. Namun, penyebaran yang demikian pesat ini tak sebanding dengan pemahaman industri tentang musik dan karakter yang Blink-182 miliki. Kecewa karena hal ini, Tom DeLonge berkolaborasi dengan Atticus Clothing membuat brand bernama MacBeth. Atticus Clothing sendiri merupakan hasil kolaborasi Tom DeLonge dan Mark Hoppus. Keduanya personel Blink 182.
Dalam perkembangannya kemudian, trend Macbeth Shoes meninggi setelah para personil band rock kesulitan mencari produk yang sesuai dengan keinginan mereka. Wajar memang, manakala setiap waktu musisi ini diisi dengan tour antar kota, mengunjungi negara lain, dan menciptakan musik. Mereka memerlukan pakaian dan sepatu yang cocok untuk penampilan, sekaligus kuat dan nyaman digunakan saat beraktivitas.
Oh iyaa , Para pecinta Macbeth Footwear pun juga punya nama sebutan yaitu Griffons Army , saya jelaskan sedikit , itu bukan sekedar nama saja tapi itu sebuah komunitas dimana setiap daerah di Indonesia mempunyai regional Griffons Army sendiri , disitu lah kita dapat Sharing - Sharing mengenai Macbeth Footwear entah itu tentang pemasaran nya atau perawatannya .
Vegan Story
Di kalangan para musisi California, paham vegan cukup punya andil dalam akulturasi budaya. Hal ini karena adanya pemahaman bahwa para vegetarian memiliki hubungan dekat dengan penganut sub-kultur hardcore rock – atau yang biasa disebut “Straight Edge”. Permintaan kemudian meninggi terhadap sneaker modern yang tidak mengandung segala jenis produk hewan, dan hadirlah Macbeth The Elliot yang kemudian dikenal sebagai desain vegan. Macbeth bahkan meraih “Best Vegan Skate Shoe” pada 2007 yang diberikan Peta (People for the Ethical Treatment of Animals).
Macbeth juga bekerja sama dengan band - band maupun Para Artis/Surfers . Dengan Hal Ini Macbeth Menamakan Studio Project (SP) , Contoh nya Seperti : Tom DeLonge from Blink-182, Mike Dirnt from Green Day, Frank Iero from My Chemical Romance, Switchfoot, Russell Lissack from Bloc Party, Jona Weinhofen from I Killed The Prom Queen, Anthony Green from Circa Survive, Davey Havok and Hunter Burgan from AFI, Max Bemis from Say Anything, pioneering skateboarder Matt Hensley, DJ Skeet Skeet, Andy Hull from Manchester Orchestra, comedian Nathan Barnatt, Bane, Riley Breckenridge and Eddie Breckenridge from Thrice, Does It Offend You, Yeah?, Taking Back Sunday, Tegan & Sara, Polar Bear Club, Zulu, and You Me At Six .